Minggu, 15 Mei 2016
Lalu Husnul Yaqien Juniansyah
SAMUDRA KASIH YANG TAK PUPUS
Seputih angan mengepak langit hati...
diantara mega,menembus awan kelam yang menyeruduk
di buruj hiasan bintang kemintang jiwa yang mendamba
seluas sahasa yang melepah,samudera cinta tak bertepi
riak kasih berbuih rindu,desir lembut pawana mengibas
rasa membelai indah,sang jiwa dirundung rindu
bercengkrama di dahan asmara dalam hayal insani
tak terusik oleh gelagatnya dunia,cinta meruak jendela maya
tertambat hati tak beranjak oleh luapan rasa yang menggebu
kangen dalam bisikan manja terdengar lirih dalam desah
suara itu parau dengan rayuan paramitha yang mengalun
diantara halimun kasih,lirik mendayu dengan gairahnya
kidung cinta meliuk indah diantara nafas cinta
pelukan semakin erat tak terpisahkan dalam dekapannya.
memadu kasih di taman firdaus,mencurahkan segala hasrat
melepaskan rindu dendam haru birunya cinta
satu rasa dalam cinta,bersama menempuh bahtera
melawan ombak.menampik badai,berulam suka duka
bahagia dan derita menjadi hiasan langkah cinta
resah gelisah,cemas mengulam bila jauh betenggang
rindu mendera. harap menggelut.cemburu memasung
kadang benci yang terlahir,namun itu semua lukisan cinta
merajut romantika yang penuh dengan gejolaknya
cintaku tak surut dan pudar.seiring sejalan,setulus hati
semurni cinta yang merenda kasih di bilah bilah setia
bersama dalam segala cerca dan dilema yang menera
menempuh kancah prahara,sampai ke penghujung
rindu menera dari lautan jiwa,riak riak angan berharap
mega kemilau semburat,samudera hati melukis kaki langit
di batas ambang pandang,tatap menyorot ke depan
jingganya langit senja mengurai,kilauan air lautpun berbinar
rindu semakin meruang di relung kalbu yang tak tertahankan
saat kau kepakkan pesonamu di lepas pantai kerinduan
kaki serasa ingin melangkah meniti buih buih ombak atma.
jika aku bisa menitinya,mungkin aku akan berjalan gontai
lenggang di antara gelombang dan ketemui dirimu
karena gunjah rasa kangen ini terus mendera
regatan ratah rindu yang memaksa,kelu rasa menjalar indah
anganpun buyar,oleh ilusi wajah yang terlukis di langit saga
aku bangkit dari menung papa,berdiri merentang kedua tangan
mengayuh kaki dan kuingin terbang merangkul bayangmu
rambutmu terurai lepah,terulas angin yang berhembus halus
aku tersadar dari hayalku dan kutemukan diri duduk terpana
bantal,gulingpun berserakan tak menentu di sekitarku
ingatkah kau kejadian yang menerpa relung asa
rasa kangenlah yang membuat diri lupa dengan keadaan
ketika rindu meregam dada dengan belainya
tersumbat segal nafas menyesak,kadang terhela panjang.
oh betapa cinta telah merubah polah,prilakupun berbeda
aneh,unik,penuh mistery dan orangpun semakin tak mengerti.
namun keadaan itu terus berpacu dengan waktu
kadang ku berceloteh dan berbicara sendiri
kata dan ucap terlontar tanpa di sadari
tatapan meredup,sayu.terkadang nanar
ketika rasa itu datang membalut,mengulas sekujur rasa
dinding dan cecakpun ku ajak bicara tentang cinta
terkadang tingkahnya di luar logika
namun itu semua adalah sebuah paparan nyata
dari sang nara yang kepayang dirundung smara
dalam denyut nadi,detak jantung,
dalam tidur ,jaga dan mimpi ini
hanya aliran darah cinta yang terpompa
Dan haratpun berjalan di lautan kasih yang tak bertepi
terbang besama rasa rindu yang membelah samudera
yang ku tahu,saat ini betapa aku merindukanmu
cinta telah tertoreh dalam dalam relung sanubariku
dengan tatahan yang dalam dan gurat yang tak pupus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar